Puasa dan Al-Qur’an sebagai Syafaat
17 Ramadan 1439H. 
Assalamu’alaikum wr.wb.
ikhwafillah semua, tak terasa kita sudah memasuki hari ke 17 Ramadan. Artinya
kita sudah melalui 2 minggu lebih berpuasa. Semoga do’a dan amal ibadah kita
selama puasa diterima Allah SWT.
Firman Allah SWT; Q.S Albaqarah : 185
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang
didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan
yang bathil), karena itu barangsiapa di antara kamu hadir (di negri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya, yang diberikan kepada Mu. Supaya kamu bersyukur.”
The month of Ramadan in which was revealed the Qur’an, a guidance for
mankind & clear proofs for the guidance & the criterion (between right
& wrong. So, whoever of you sights (the crescent on the first night of) the
month, & whoever  is ill or on
journey, the same number (of days which one did not observe Saum (fasts) must
be made up) from other days. Allah intends for you ease, and he does not want
to make things difficult for you. (He wants that you) must complete the same number
(of days), and that you must magnify Allah (i.e, to say Takbir (Allahu Akbar:
Allah is the most Great) for having guided you so that you may be grateful to
Him. 
Dalam sebuah riwayat Imam Ahmad
bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Shahifah
Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan, Taurat diturunkan pada
hari keenam Ramadan, Injil diturunkan pada hari ketiga belas Ramadan, Zabur
diturunkan pada hari kedelapan belas Ramadan, sedangkan Al-Qur’an diturunkan
pada malam ke dua puluh empat bulan Ramadan” (Musnad Ahmad, 4/107)
Menurut Imam Asy—Suyuthi penurunan Al-Quran terjadi dalam 2 tahap;
1.      
Turunnya Al-Qur’an dari Lauh Mahfuz
sekaligus,
2.      
Turunnya Al-QUr’an kepada Rasulullah saw
secara periodik
Mengenai
tanggal turunnya Al-Qur’an tidak disebutkan secara pasti, menurut beberapa
riwayat yang menjadi acuan adalah ketika malam Lailatul Qadr. “Carilah malam Lailatul Qadr itu disepuluh
malam terakhir bulan Ramadan atau di tanggal ganjil sepuluh hari terakhir bulan
Ramadan” (HR. BUkhari).
Terdapat korelasi / hubungan
antara puasa dan AL-Qur’an. Yakni keduanya akan menjadi syafaat di yumul akhir
nanti.  Sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadist riwayat Imam Ahmad (13/375) bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberi
syafaat kepada hamba Allah pada hari kiamat. Puasa berkata: Ya Allah, aku
menghalanginya dari makan, minum dan syahwat disiang hari, maka berilah syafaat
untuknya karena aku. Al-Qur’an pun berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menahannya
dari tidur di malam hari (karena membaca aku), maka berilah ia syafaat karena
aku”. Akhirnya keduanya menjadi syafaat Allah SWT.
Sehingga dalam kesempatan ini di
hari ke-17 Ramadan, marilah kita intens kan membaca Al-Qur’an. Mari kita
jadikan momentum memperbaiki diri dan meningkatkan interaksi kita dengan
AL-Qur’an.
Wassalam 
Your best friend; Kasumi
Source; Tafsir Tazkiyah

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar